5 Bangunan Bersejarah di Bekasi, Nomor Buncit Monumen Saksi Pembantaian 90 Tentara Jepang
Kota dan Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Barat yang terletak di Timur DKI Jakarta. Selain Kota Metropolitan dan daerah mitra dari Pemprov DKI Jakarta, Bekasi menyimpan banyak sejarah perjalanan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kota dan Kabupaten Bekasi juga diketahui mempunyai seorang tokoh ulama sakti yang menjadi Pahlawan Nasional yakni KH Noer Ali, ulama dari Utara Bekasi ini dikenal perjuangannya yang gigih dalam memimpin rakyat Bekasi mengusir penjajah dari Bekasi dan perbatasan Batavia.
Namun kali ini, Komunica.id tidak membahas perjuangan pahlawan, tetapi peninggalan bangunan sejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan keheroikan rakyat melawan penjajahan. Sebab, Bekasi salah satu daerah penting dalam peristiwa-peristiwa pertempuran.
Kisah keheroikan rakyat Bekasi tersebut membuat daerah ini dikenal dengan Kota Patriot, dan Kabupaten dengan julukan Swantantra Wibawa Mukti. Kedua wilayah ini menyimpan berbagai peninggalan sejarah. Misalnya monumen peringatan dan gedung bersejarah.
Tak hanya itu, ada lokasi mistis yakni tempat pertapaan Presiden RI Pertama Bung Karno di Saung Ranggon Cikarang Barat untuk mencari wangsit. Kemudian di Cibarusah ada pelatihan laskar Hizbullah yang diadakan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dinakhodai KH Hasyim Asy’ari.
Berikut bangunan bersejarah yang berhasil dirangkum Komunica.id dari berbagai sumber:
1. Gedung Juang 45 Tambun Bekasi
Gedung Juang 45 ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik di Bekasi. Tempat tersebut menyimpan banyak kisah bersejarah perjuangan rakyat Bekasi melawan penjajah. Lokasinya berada di Jalan Sultan Hasanudi, Tambun, Kabupaten Bekasi.
Gedung ini Dikenal dengan nama Gedung Tambun. Pembangunannya dulu dibentuk dalam dua tahap yaitu tahun 1906 dan 1925. Saat ini, Gedung Juang 45 Bekasi telah dialihfungsikan menjadi Museum Bekasi.
Tempat tersebut menampilkan berbagai koleksi sejarah Bekasi dari sebelum dan sesudah kemerdekaan. Bahkan, gedung ini menjadi saksi sejarah pejuang bersama rakyat Bekasi membantai tentara Jepang di Kali Bekasi.
2. Monumen Perjuangan Rakyat Bekasi
Monumen Perjuangan Rakyat berada dijantung Kota Bekasi yang berada di Alun-Alun Kota Bekasi di Jalan Veteran, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Berdasarkan data Pemkot Bekasi monumen ini didirikan pada 5 Juli 1955.
Monumen berbentuk persegi lima dari batu bata itu dibangun dalam rangka menyambut HUT ke-10 RI dan HUT ke-5 Kabupaten Bekasi tahun 1955. Pembangunannya ditujukan memperingati beberapa peristiwa besar di Bekasi.
Saat itu peristiwa besar dan berseharah yakni Peristiwa bulan Agustus 1945 (Proklamasi Kemerdekaan) dan Peristiwa awal bulan Februari 1950 (Penentuan Revolusi Rakyat Bekasi).
3. Gedung Papak Bekasi
Bangunan bersejarah lainya yakni Gedung Papak. Lokasi bangunan ini berada di Jalan Ir H Juanda, Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Gedung Papak menjadi saksi perjuangan rakyat Bekasi pada masa revolusi.
Dulunya, gedung ini adalah milik seorang pengusaha keturunan Tionghoa bernama Lee Guan Chin. Dia menyerahkan gedung tersebut secara sukarela sebagai salah satu markas perjuangan. Sebab, memiliki hubungan baik dengan gerakan kerakyatan yang dipimpin KH Noer Alie.
Gedung Papak memiliki arsitektur khas yang sudah dikenal masyarakat Bekasi. Tanpa mengubah bentuk bangunannya, tempat tersebut memang cocok apabila dimanfaatkan sebagai ruang publik dalam rangka peningkatan kecintaan kepada daerah atau budaya Bekasi.
4. Tugu Agus Salim
Tugu Agus Salim berada di Jalan KH Agus Salim, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Melihat bagian atas bangunan ini, terdapat ornamen pecahan peluru meriam, mortir, dan granat tangan di sekelilingnya.
Pada sejarahnya, tugu setinggi 205 cm tersebut memiliki makna historis mendalam dan menjadi saksi perjuangan rakyat Bekasi melawan tentara penjajah. Masyarakat sekitar juga biasa menyebutnya dengan nama Tugu Pahlawan Bekasi.
5. Monumen Kali Bekasi
Kemudian ada Monumen Kali Bekasi. Bangunan ini dikenal sebagai Monumen Front Perjuangan Rakyat Bekasi. Lokasi Monumen Kali Bekasi berada di tepi Kali Bekasi atau Jalan Ir H Juanda, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Dikatakan 90 tentara Jepang tewas di sekitar Kali Bekasi dalam insiden Kali Bekasi pada 19 Oktober 1945. monumen ini berdiri pada sekitar tahun 2003-2004 oleh Pemerintah Kota Bekasi dan Kedutaan Besar Jepang. Tepatnya saat Kota Bekasi dipimpin Wali Kota Ahmad Zurfaih.
Kala itu, tentara Jepang sudah berhasil ditekuk oleh tentara sekutu. Kemudian ada perjanjian agar mereka dipulangkan kembali ke Jepang. Untuk pemulangannya menggunakan berbagai moda transportasi, baik itu kapal laut dan menggunakan pesawat.
Tentara Jepang yang menggunakan kapal laut melalui jalur Tanjung Priok. Lalu ada juga yang menggunakan pesawat di berbagai lapangan terbang mulai dari Lapangan Terbang Kemayoran-Jakarta, Halim dan Lapangan Terbang Kalijati di Subang.
Saat itu mau ada pemberangkatan dari Jakarta menggunakan moda transportasi kereta api melalui Jatinegara terus Klender, Kranji, Bekasi sampai ke Karawang dan Subang. Dia menerangkan Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk wilayah Bekasi mendapatkan informasi.
90 tentara Jepang tersebut akan melintas. Setelah itu Zakaria mengumpulkan masyarakat untuk mengambil tindakan. Saat kereta berhenti, Zakaria mengetuk pintu kereta api dan menanyakan komandan dari Tentara Jepang.
Setelah itu komandan tersebut turun dan mengarahkan pistolnya ke Zakaria. Setelah itu tentara Jepang lainnya turun hendak mengambil senjata di gerbong belakang kereta tersebut. Sempat ada dua tentara Jepang yang kabur ke wilayah Teluk Pucung namun berhasil ditangkap.
Karena Jepang sangat kejam ketika berkuasa di Indonesia, termasuk di wilayah Bekasi. Dikembalikan lagi, yang lainnya juga akhirnya dibunuh di tepi Kali Bekasi kala itu. Terus mayatnya dibuang ke Kali Bekasi hingga membuat airnya memerah darah.