Pusaka Kiai Gundil, Baju Perang Sunan Kalijaga yang Bikin Tubuh Kebal
SUNAN KALIJAGA merupakan salah satu wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Sosoknya dikenal seperti wali lainnya memiliki kesaktian dan karamah, yang tidak bisa dijelaskan menggunakan logika manusia.
Sunan Kalijaga menjadi salah satu tokoh penting dan pendiri Masjid Demak, yang menjadi tempat musyawarah dan berkumpulnya Walisongo, sebelum menyebar ke beberapa wilayah di Pulau Jawa untuk menyebarkan agama islam.
Sunan Kalijaga jugalah yang konon membetulkan arah kiblat masjid itu agar simetris mengarah ke Mekkah. Ia juga menjadi pembuat tiang-tiang di Masjid Demak sebagaimana legenda yang beredar di masyarakat.
MasyaAllah! Wan Sehan Doakan Dani Ramdan Jadi Bupati Bekasi
Satu hal yang mencengangkan karomah Sunan Kalijogo sebagaimana dikutip dari “Kerajaan Islam Pertama di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI”, memperoleh baju wasiat bernama Antakusuma.
Baju ini konon diperoleh Sunan Kalijogo dari langit di tengah para wali sedang bermusyawarah. Cerita mengenai baju wasiat Antakusuma ini pun bergulir berbeda-beda di tengah masyarakat.
De Graaf dan Pigeaud menyebut baju ini sesuai berbagai literasi yang diolahnya sebagai Kiai Gundil atau Gundul. Di suatu cerita tradisional dianggap baju ini merupakan salah satu “pusaka” warisan para raja-raja Jawa.
Panembahan Senapati, Raja Mataram pertama yang merdeka, menurut cerita, pada tahun 1590 telah dapat mengalahkan Pangeran Madiun karena mengenakan baju tersebut yang membuatnya kebal. Baju itu diterimanya dari pandita di Kadilangu, ahli waris Sunan Kalijaga.
Pada tahun 1703 baju tersebut masih disebut sebagai salah satu pusaka keraton dalam suatu surat berbahasa Belanda. Pada waktu itu baju tersebut menjadi salah satu pusaka keraton yang diserahkan kepada raja baru Sultan Amangkurat III, di Kartasura.
Di luar kisah baju wasiat yang sakti itu yang didapat Sunan Kalijaga saat mendirikan Masjid Demak, Masjid Demak sendiri menjadi masjid penting sejak dibangun. Masjid Demak telah menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa Tengah.
Menurut cerita tradisi yang tampaknya dapat dipercaya, kota yang kemudian dikenal sebagai Ibu Kota Kerajaan Demak.