Misteri Bisikan Hyang Sadabu Picu Moksanya Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran Masuk Islam?
Masuknya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, cucu dari Prabu Siliwangi memeluk Islam membuatnya murka. Konon sang penguasa Padjajaran ini memilih menanggalkan tahtanya sebagai raja, ketika mendengar cucunya masuk Islam.
Terlebih, sang cucu Prabu Siliwangi ini, juga menjadi salah satu wali penyebar agama islam di Pulau Jawa. Konon Prabu Siliwangi merasa iri hati kharismanya sebagai pemimpin mulai tersaingi oleh sang cucu.
Apalagi Cirebon yang dulunya menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran konon sudah menghentikan pembayaran pajak terasi dan pasukan Padjajaran yang seratus orang itu telah dikalahkan oleh cucunya itu.
Alhasil, Prabu Siliwangi kemudian mengumpulkan para mantri dan para pengikutnya semua, sebagaimana dikutip dari “Sajarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Naskah Mertasinga”, terjemahan Amman N. Wahju.
Kiai Murmo, Guru Agama yang Menginspirasi Perjuangan Pangeran Diponegoro


Mereka semua diajak bicara perihal perilaku Syarif Hidayatullah anaknya Rara Santang. Prabu Siliwangi konon marah akan kelakuan cucunya itu karena tidak bisa diatur. Kepada para pejabat dan pengikutnya itulah Prabu Siliwangi berkata:
“Aku ini dianggap apa, anak si Santang itu sudah tidak dapat diatur lagi sehingga sekarang kita menjadi orang yang terakhir di Pajajaran ini. Rasanya aku sudah tak mempunyai harga diri lagi, sekarang kita tak dapat menghindar untuk menjadi pengikut- nya”.
Tetapi konon kemudian ada yang turun dari langit bernama Perwatalitali Barat yang berbunyi:
“Sanget-sangete gene ngampahi, dika arep papa iku, kula ora ngarti pisan, apa gawe milu ing agama bosok, bedah bolong agama Islam, tur kenang lara pati. Mungta iku pusaka kuna, ingkang nami Hyang Sadabu Cenggi, boten wonten gawe-nipun, pan ya iki gawenira, ing karyane Hyang Sadabu Cenggi iku, nyata sang ratu sigra, ngalap kang Sadabu Cenggi.”
Di mana artinya, sangat mustahil melakukan niatmu itu, aku sangat tak mengerti untuk apa kalian mengikuti agama busuk itu, yang akan menyebabkan kalian terkena penyakit dan mati. Karena hanya satu pusaka lama yang harus diikuti yaitu yang bernama Hyang Sadabu Cenggi.
Tidak ada faedahnya kalian mengikuti agama baru itu, lebih baik kalian mengikuti langkahnya Hyang Sadabu. Mendengar hal itu Prabu Siliwangi pun berubah pikiran.
Ia memutuskan untuk mengikuti Hyang Sadabu Cenggi, dengan membisikan Aji Pameradan bersama sanak keluarganya. Rencana pun disusun dan diumumkan pada malam Kamis untuk dilaksanakan pada keesokan harinya.
Pada malam Jumat rombongan Raja Pajajaran lalu naik ke atas gunung, gemuruh suaranya oleh sambutan para bidadari. Para Dewata serta bidadari konon mengikuti upacara Payung Agung itu dengan diiringi umbul-umbul yang terbuat dari kulit monyet dan lutung.
Sambutan meriah terjadi dengan bau-bauan yang harum semerbak. Rombongan Prabu Pajajaran naik ke langit, semuanya terbang mencapai langit yang terbuka dan kemudian hilanglah Prabu Pajajaran beserta semua pengikutnya.
Peristiwa ini konon dipercaya menjadi momen moksanya Prabu Siliwangi.
Baca Lainnya
Kiai Murmo, Guru Agama yang Menginspirasi Perjuangan Pangeran Diponegoro

Legenda Buaya Putih Kali Bekasi, Jejak Kisah Cinta dan Pengorbanan yang Mengiris Hati

Berita Terkini
Deklarasi Resmi Pasanganan BERANI Sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi 2024-2029

Organisasi Pemuda Pertama dan Cikal Bakal Gerakan Nasional

Kisah Heroik Jenderal SBY Selamatkan Pimpinan Falintil dalam Operasi Seroja

5 Bangunan Bersejarah di Bekasi, Nomor Buncit Monumen Saksi Pembantaian 90 Tentara Jepang

Dear Warga Bekasi, Ini Syarat Wajib dalam Pendaftaran PPDB Online 2024

Jenderal Soemitro, Tentara Ramalan Boneka Jailangkung Jadi Kesayangan Presiden Soeharto

3 Pekerja Proyek Asal Pekalongan Tewas Tenggelam di Kolam KIIC Karawang

Sejarah Gatot Subroto, Jenderal Pemberani yang Ganti Panggilan Nama Militer Presiden Soeharto Jadi Monyet

Simak! Kendaraan Dilarang Melintas Jalan Braga Bandung Tiap Akhir Pekan

Keren! Pemkab Bekasi Kolaborasikan MTQ dengan Promosi Wisata Industri

Kompresor Meledak di Mampang Jaksel, 7 Orang Tewas Terpanggang

TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM, Ini Perbedaannya

Arus Balik Lebaran 2024, 186.136 Kendaraan Masuk Jakarta

Pusaka Kiai Gundil, Baju Perang Sunan Kalijaga yang Bikin Tubuh Kebal

Gudang Amunisi TNI AD di Bogor Meledak, Warga Gunung Putri Dievakuasi

Kesaktian Tongkat Sunan Bonang Ubah Buah Aren Jadi Bongkahan Emas

Ini Besaran Zakat Fitrah 1445 Hijriah di Kabupaten Bekasi

Daftar Lengkap 55 Caleg DPRD Kabupaten Bekasi Terpilih 2024-2029

Cerita Patih Gajah Mada Intervensi Kepemimpinan Raja Majapahit Hayam Wuruk

Kisah Peramal Legendaris dari Kerajaan Kediri yang Dipercaya Jelmaan Dewa

KPU Lampung: 74 Petugas Pemilu 2024 Sakit, 7 Meninggal Dunia

Kisah Sultan Demak Bebaskan Rakyat Tionghoa di Kelenteng Sam Po Kong

Gawat! KPU Galau Soal Pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Bekasi, Digelar November atau September?

Kota Bekasi Luncurkan Aplikasi e-KIR Permudah Uji Kendaraan Berkala, Ini Manfaatnya

Respons Ganjar Soal Ahok Jadi Kuda Putih Jokowi di Kubu 03: Jangan Berasumsi, Dia Teman Saya!

Besok, Gugatan Almas Soal Kasus Wanprestasi Cawapres 02 Gibran Disidangkan di PN Solo

Kisah Romantis Kertawardhana Menang Sayembara Nikahi Ratu Majapahit Tribhuwana Tunggadewi

Letusan Gunung Merapi Bikin Karya Sastra Mataram Kuno Hilang Ditelan Bumi

KPU Petakan TPS Rawan Banjir di Kabupaten Bekasi, Mana Saja?

Jimat Kiai Bajulgiling, Pusaka Sakti Jaka Tingkir dari Kulit Buaya dan Magma Gunung Merapi

Kiai Murmo, Guru Agama yang Menginspirasi Perjuangan Pangeran Diponegoro

Berita Terkait
Kiai Murmo, Guru Agama yang Menginspirasi Perjuangan Pangeran Diponegoro

Legenda Buaya Putih Kali Bekasi, Jejak Kisah Cinta dan Pengorbanan yang Mengiris Hati
