H-10 Ramadhan, Harga Bahan Pokok di Kabupaten Bekasi Relatif Stabil
BEKASI, Komunica.id – Harga sejumlah bahan pokok di wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terpantau masih stabil menjelang Bulan Ramadhan tahun ini berdasarkan hasil pengawasan pada 10 pasar tradisional di daerah itu.
“Masih stabil, hanya cabai merah yang mulai naik lagi. Rata-rata di pasar rakyat Rp52.000 dari HET Rp45 000,” ujar Kabid Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Helmi Yenti di Cikarang, Rabu (19/2/2025).
Ia memastikan seluruh harga bahan pokok lain masih terkendali seperti beras medium yang dijual terendah seharga Rp10.000 dan tertinggi Rp13.000 per kilogram sementara beras premium berkisar Rp12.000-Rp15.000.
Gula pasir senilai Rp15.000-Rp18.000 dan minyak goreng rakyat Rp17.000-Rp18.000. Harga daging sapi dijual berkisar Rp110.000-Rp145.000 sekilo, terendah di Pasar Cikarang dan tertinggi di Pasar Lemah Abang serta Kedung Gede.
Di Pasar Setu, Tambun dan Babelan seharga Rp130.000, di Pasar Serang Rp135.000 dan di Pasar Cibarusah dan Tarumajaya Rp140.000.
Helmi Yenti melanjutkan untuk harga komoditas daging ayam broiler juga terpantau masih stabil yakni berkisar Rp30.000-Rp46.000 per ekor. Telur ayam ras seharga Rp27.000-Rp29.000 per kilogram.
Komoditas cabai rawit merah dijual per kilogram seharga Rp60.000 di Pasar Tambun, Lemah Abang dan Kedung Gede, Rp61.000 di Pasar Babelan serta Rp65.000 di Pasar Serang.
Kemudian di Pasar Cibarusah dijual seharga Rp68.000, di Pasar Setu, Cibitung dan Tarumajaya senilai Rp70.000 serta tertinggi senilai Rp80.000.
Cabai keriting dijual sekilo seharga Rp40.000-RpRp70.000, cabai merah besar Rp35.000-Rp65.000, cabai rawit hijau Rp25.000-Rp70.000, bawang merah Rp24.000-Rp35.000 serta bawang putih yang dijual berkisar Rp36.650-Rp48.000.
“Seluruh harga ini merupakan harga terkini di 10 pasar tradisional atau pasar rakyat yang ada di Kabupaten Bekasi,” katanya.
Pihaknya telah menyiapkan strategi khusus guna mengantisipasi terjadi lonjakan harga saat memasuki Bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri mendatang salah satunya melalui intervensi pasar.
“Kalau kondisi harga bahan pokok tidak terkendali maka akan dilakukan intervensi pasar, tidak menutup kemungkinan operasi pasar murah maupun antisipasi kelangkaan dengan mendatangkan pasokan dari daerah penghasil,” ucapnya.
