Jimat Kiai Bajulgiling, Pusaka Sakti Jaka Tingkir dari Kulit Buaya dan Magma Gunung Merapi
Jaka Tingkir dalam bahasa Jawa Joko Tingkir menjadi salah satu sosok legenda sakti mandraguna dalam sejarah perjalanan Nusantara masa lampau. Punden Tingkir di Desa Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menjadi salah satu peninggalannya ikoniknya hingga kini.
Rakyat Nusantara khususnya di Pulau Jawa banyak mengisahkan dan menjadikan Jaka Tingkir sebagai simbol legenda yang memiliki kesaktian dan kedigdayaan dengan memiliki pusaka sakti ikat pinggang atau timang Kiai Bajulgiling yang terkenal sangat ampuh.
Pusaka Kiai Bajulgiling didapatkan Jaka Tingkir dari gurunya Ki Buyut Banyubiru atau Ki Kebo Kanigoro. Konon dikisahkan, pusaka Kiai Bajulgiling dibuat dari biji baja murni yang diambil dari dalam gumpalan magma lahar Gunung Merapi dan kulit buaya.
Dengan kekuatan gaibnya, bijih baja murni itu oleh Ki Banyubiru dibuat menjadi pusaka. Berdasarkan Babad Jawi dan Babad Pengging, kekuatan gaib yang dimiliki Kiai Bajulgiling yakni siapa yang memakai ikat pinggang Kiai Bajulgiling maka akan kebal dan ditakuti binatang buas.
Tuah kesaktiannya itu berasal dari kekuatan alami yang dimiliki oleh inti biji baja murni itu sendiri, juga karena adanya kekuatan rajah berkekuatan gaib yang diguratkan Ki Banyubiru di seputar timang berkulit buaya tersebut.
Kekuatan dan keampuhan ikat pinggang Kiai Bajulgiling beberapa kali dialami dan dibuktikan sendiri oleh Jaka Tingkir. Sebelum berguru ke Ki Banyubiru, Jaka Tingkir atau Mas Karebet ini, pernah juga berguru ke Sunan Kalijaga dan Ki Ageng Sela.
Selain membahas kesaktian dan perjalanannya berguru, Jaka Tingkir seorang putra dari Ki Ageng Pengging. Dalam catatan sejarah Jaka Tingkir dikenal sebagai sosok pendiri Kerajaan Pajang yang terletak di Kartasura dan bergelar Sultan Hadiwijaya.
Berdasarkan berbagai data yang dihimpun Jaka Tingkir merupakan merupakan salah satu pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaan Pajang. Ia diperkirakan memerintah Kerajaan Pajang selama 15 tahun dari tahun 1568-1583.
Kerajaan Pajang adalah Kerajaan Islam yang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya pada tahun 1568 M. Kerajaan ini didirikan setelah runtuhnya Kerajaan Demak. Kerajaan Pajang terletak di wilayah Kartasura yang merupakan daerah pedalaman di Jawa.
Wilayah pemerintahan atau kekuasaan Kerajaan Pajang relatif kecil yang meliputi wilayah Jawa Tengah. Dikisahkan, Mas Karebet merupakan anak dari Ki Ageng Pengging. Karena Ki Ageng Pengging meninggal dibunuh oleh Sunan Kudus.
Akhirnya Jaka Tingkir diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir. Setelah itu Mas Karebet lebih banyak dikenal dengan nama Jaka Tingkir dan memutuskan untuk mengabdi kepada Kesultanan Demak untuk menjadi perisai dalam penyebaran agama islam.
Menurut sejarahnya, Kesultanan Demak mengalami kemunduran karena adanya serangan dan pemberontakan yang dilakukan oleh Arya Penangsang, kemudian atas bantuan dari Jaka Tingkir akhirnya pemberontakan tersebut berhasil ditumpas dan Arya Penangsang berhasil dibunuh.
Dengan demikian Jaka Tingkir menjadi pewaris dari Kesultanan Demak dan memindahkan pusat ibukota Demak ke wilayah Pajang yang terletak di sisi selatan wilayah Surakarta. Setelah itu Jaka Tingkir diresmikan sebagai raja pertama dari Kerajaan Pajang yang menjabat selama 15 tahun.
Menjadi raja Pajang, Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya. Selain itu, semasa pemerintahannya Kerajaan Pajang berhasil mencapai puncak kejayaan. Hal ini ditandai dengan perluasan wilayah Kerajaan Pajang hingga ke daerah Blora, Madiun, Kediri.
Kerajaan Pajang juga menjadi kerajaan yang tumbuh subur dalam sektor pertanian dan menjadi lumbung beras utama di wilayah Jawa. Jaka Tingkir meninggal pada tahun 1583 setelah terjadi peristiwa perang besar antara Pajang dengan Mataram.
Sepulang dari perang Jaka Tingkir jatuh sakit dan meninggal dunia. Kerajaan Pajang mengalami kemunduran dan keruntuhan setelah kepergiannya. Hal tersebut terjadi karena adanya perebutan kekuasaan antara putra Jaka Tingkir, Pangeran Benawa, dan menantu Arya Pangiri.
Sejarah Kerajaan Pajang apabila dibandingkan dengan Kerajaan Islam lainnya yang tumbuh dan eksis di Indonesia. Kerajaan Pajang merupakan Kerajaan Islam yang paling sedikit memiliki sumber sejarah.
Meskipun tidak sebanyak Kerajaan Islam lainnya, namun Kerajaan Pajang tetap memiliki sejumlah bukti sejarah tertulis.Keberadaan Jaka Tingkir sempat mengemparkan bumi Nusantara dan kisah kesaktiannya hingga kini masih banyak diceritakan masyarakat Jawa.
Berita Terkini
Deklarasi Resmi Pasanganan BERANI Sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi 2024-2029

Organisasi Pemuda Pertama dan Cikal Bakal Gerakan Nasional

Kisah Heroik Jenderal SBY Selamatkan Pimpinan Falintil dalam Operasi Seroja

5 Bangunan Bersejarah di Bekasi, Nomor Buncit Monumen Saksi Pembantaian 90 Tentara Jepang

Jenderal Soemitro, Tentara Ramalan Boneka Jailangkung Jadi Kesayangan Presiden Soeharto

Sejarah Gatot Subroto, Jenderal Pemberani yang Ganti Panggilan Nama Militer Presiden Soeharto Jadi Monyet

TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM, Ini Perbedaannya

Arus Balik Lebaran 2024, 186.136 Kendaraan Masuk Jakarta

Misteri Bisikan Hyang Sadabu Picu Moksanya Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran Masuk Islam?

Pusaka Kiai Gundil, Baju Perang Sunan Kalijaga yang Bikin Tubuh Kebal

Kesaktian Tongkat Sunan Bonang Ubah Buah Aren Jadi Bongkahan Emas

Ini Besaran Zakat Fitrah 1445 Hijriah di Kabupaten Bekasi

Cerita Patih Gajah Mada Intervensi Kepemimpinan Raja Majapahit Hayam Wuruk

Kisah Peramal Legendaris dari Kerajaan Kediri yang Dipercaya Jelmaan Dewa

KPU Lampung: 74 Petugas Pemilu 2024 Sakit, 7 Meninggal Dunia

Kisah Sultan Demak Bebaskan Rakyat Tionghoa di Kelenteng Sam Po Kong

Gawat! KPU Galau Soal Pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Bekasi, Digelar November atau September?

Respons Ganjar Soal Ahok Jadi Kuda Putih Jokowi di Kubu 03: Jangan Berasumsi, Dia Teman Saya!

Besok, Gugatan Almas Soal Kasus Wanprestasi Cawapres 02 Gibran Disidangkan di PN Solo

Kisah Romantis Kertawardhana Menang Sayembara Nikahi Ratu Majapahit Tribhuwana Tunggadewi

Letusan Gunung Merapi Bikin Karya Sastra Mataram Kuno Hilang Ditelan Bumi

KPU Petakan TPS Rawan Banjir di Kabupaten Bekasi, Mana Saja?

PP Muhammadiyah: Awal Ramadhan 1 Maret, Idulfitri 30 Maret 2025

Kasus Korupsi Fasos-Fasum, Belasan Pejabat Kabupaten Bekasi Diperiksa Kejati Jabar

Cerita Keberanian Jenderal Intelijen Minta Soeharto Mundur dari Kursi Presiden Indonesia

Berita Terkait
Cerita Keberanian Jenderal Intelijen Minta Soeharto Mundur dari Kursi Presiden Indonesia
