MasyaAllah! Wan Sehan Doakan Dani Ramdan Jadi Bupati Bekasi

waktu baca 2 menit
Calon Bupati Bekasi nomor urut 1 Dani Ramdan kedatangan tamu istimewa yakni Habib Syaikhon bin Musthofa Al Bahar, yang akrab dipanggil Wan Sehan. Foto/istimewa

CIKARANG – Calon Bupati Bekasi nomor urut 1 Dani Ramdan kedatangan tamu istimewa yakni Habib Syaikhon bin Musthofa Al Bahar, yang akrab dipanggil Wan Sehan di Lippo Cikarang, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.

Dani Ramdan menjelaskan kedatangan Wan Sehan, secara tiba-tiba tanpa diundang dan untuk mendoakan dirinya menjadi Bupati Bekasi.

”Alhamdulillah tadi sore rumah kami kedatangan Habib Syaikhon bin Musthofa al-Bahar, atau yang dikenal sebagai Wan Sehan, atau Habib Sehan,” kata Dani Ramdan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/10/2024).

“Meski mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya, tentu kami sangat senang dan bersyukur atas kunjungan beliau, karena sebagaimana dimaklumi tidak mudah mengundang kehadiran beliau yang merupakan seorang Waliyullah Madjub,” sambung dia.

Pria yang banyak prestasi ini saat menjabat sebagai Pj Bupati Bekasi mengatakan dengan momentum Pilkada 2024 pada 27 November nanti, ia menyebut sebagai tanda wasilah pertolongan dari Allah SWT.

“Semoga kedatangan beliau menjadi wasilah pertolongan Allah bagi kami sekeluarga dan bagi Kabupaten Bekasi, yang saat ini sedang menggelar perhelatan Pilkada,” tuturnya.

Sekedar informasi, Syaikhon bin Musthofa al-Bahar atau yang akrab disapa Wan Sehan merupakan seorang sayyid yang namanya cukup masyhur di kalangan cendekiawan Muslim dan ulama Tanah Air.

Berdasarkan cerita yang tersebar di masyarakat, Wan Sehan dikenal mengalami kondisi jadzab, sehingga kehadirannya kerap membuat orang yang belum begitu mengenalnya merasa aneh hingga geleng-geleng kepala.

Mengutip laman Nahdlatul Ulama, Jadzab sendiri diartikan sebagai kondisi di mana kesadaran seseorang ditarik oleh Allah SWT, sehingga orang tersebut tak menyadari apa yang ia lakukan.

Untuk mencapai posisi jadzab, para ulama sepakat bahwa tidak sembarang orang dapat meraihnya, sehingga hanya orang-orang khusus yang memang dipilih langsung oleh Allah SWT yang bisa menempuh jalan ini.

Meski demikian, perlu dibedakan antara orang yang sengaja melakukan hal aneh dengan orang yang memang betul-betul jadzab. 

Untuk memahami perbedaan keduanya tertuang dalam kitab Zad al-Muslim fi ma Ittafaqa ‘alaihi al-Bukhari wa Muslim. Orang yang betul-betul berada di kondisi jadzab akan selalu bermunajat kepada Allah dan memalingkan keinginannya dari hal-hal yang bersifat duniawi. 

Sementara orang yang mengklaim dirinya jadzab perlakuannya cenderung tidak konsisten, dan kerap mengejar dunia.

Berita Terkini