Legenda Pergantian Patih Majapahit Picu Gempa Bumi dan Gunung Kelud Meletus
Gempa bumi di Kerajaan Majapahit selalu dikaitkan dengan pertanda suatu peristiwa besar. Naskah kuno yang digubah oleh Mpu Prapanca, seperti Pararaton dan Nagarakretagama, menggambarkan gempa bumi yang beberapa kali mengguncang Kerajaan Majapahit.
Kakawin Pararaton, yang menjadi salah satu naskah sumber sejarah Kerajaan Majapahit, mencatat peristiwa gempa bumi yang mengubah tatanan kerajaan. Salah satu gempa bumi yang tercatat terjadi di Banyupindah pada tahun Saka 1256 atau 1334 Masehi.
Dalam buku Prof. Slamet Muljana berjudul “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit,” peristiwa ini terjadi setelah Perang Sadeng. Setelah Perang Sadeng, Aria Tadah, sang patih amangkubhumi, merasa dirinya kurang tepat untuk mengemban tugas tersebut.
MasyaAllah! Wan Sehan Doakan Dani Ramdan Jadi Bupati Bekasi
Ia kemudian meminta mengundurkan diri dari jabatannya dan menyarankan Ratu Tribhuwana Tunggadewi untuk mengangkat Gajah Mada sebagai penggantinya.
Gajah Mada, yang telah memiliki pengalaman sebagai patih Daha, wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit selama tiga tahun, dianggap mampu mengemban tugas yang lebih berat. Tribhuwana mempertimbangkan saran Aria Tadah.
Akhirnya Gajah Mada sebagai patih amangkubhumi yang baru. Namun, sebelum Gajah Mada resmi diangkat sebagai patih amangkubhumi, sebuah fenomena besar terjadi. Gempa bumi mengguncang wilayah Kerajaan Majapahit.
Menurut Pararaton merupakan isyarat akan adanya perubahan besar di kerajaan tersebut, yakni penggantian Aria Tadah oleh Gajah Mada. Pelantikan Gajah Mada sebagai patih amangkubhumi dilakukan secara resmi di Balaiurung.
Di Kakawin Nagarakretagama Pupuh I / 4, disebutkan bahwa kelahiran Hayam Wuruk pada tahun Saka 1256 atau 1334 Masehi didahului oleh peristiwa alam, termasuk gempa bumi, yang menjadi isyarat kebesaran bayi yang akan dilahirkan.
Kemungkinan catatan dari Pararaton yang menyebut adanya gempa bumi pada tahun 1334 juga menjadi isyarat kelahiran Hayam Wuruk. Gempa bumi tersebut disebabkan oleh letusan Gunung Kelud.
Hayam Wuruk lahir dari rahim Tribhuwana Tunggadewi, penguasa ketiga Majapahit setelah Raden Wijaya dan Jayanagara. Kelak, Hayam Wuruk yang akan mewarisi tahta kerajaan Majapahit dari ibunya, menjadi salah satu raja terbesar dalam sejarah Majapahit.