Pj Gubernur Heru Imbau Warga Waspada Potensi Kebakaran Akibat Korsleting Listrik 

waktu baca 5 menit

JAKARTA – Insiden kebakaran yang kerap terjadi beberapa waktu belakangan – bahkan sampai dua kali dalam sepekan – mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah Khusus Jakarta. Sebab, rasa aman bagi masyarakat merupakan komitmen pemerintah daerah. 

Terlebih mengingat upaya pemda mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global sebagaimana UU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang ditetapkan 25 April 2024 lalu.

Demikian ditegaskan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam video yang ditayangkan saat diskusi Balkoters, Rabu (18/9/2024).

Heru mengatakan, kasus kebakaran yang terjadi sejak Januari-Agustus 2024 didominasi akibat korsleting listrik. Hal ini berdasarkan data yang dihimpun Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta.

“Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa sepanjang Januari – Agustus 2024 terdapat 61,12 persen kejadian kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik,” ujar Heru. 

Kegiatan bertajuk ‘Tingkatkan Keamanan Listrik, Cegah Kebakaran di Jakarta’ ini digelar Koordinatoriat Wartawan Balai Kota-DPRD DKI Jakarta di Pressroom Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. 

Diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jakarta Raya, Haris Andika. Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta Mohamad Yohan.

Anggota DPRD DKI Jakarta Mujiyono dan Ketua Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Provinsi DKI Jakarta, Tirtamarta.

Sebagai langkah antisipasi, lanjut Heru, Pemprov DKI Jakarta terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak untuk melakukan aksi. Sebagai contoh sosialisasi kebakaran kepada warga di seluruh wilayah Jakarta.

“Saya menyambut inisiatif rekan-rekan media Balai Kota yang telah menyelenggarakan diskusi publik. Harapannya diskusi ini dapat meningkatkan kesadaran warga untuk melakukan pencegahan kebakaran di lingkungan masing-masing,” katanya.

Heru mengimbau masyarakat agar semakin waspada terhadap potensi kebakaran, terutama karena korsleting listrik. Kepala Sekretariat Presiden RI ini juga meminta masyarakat untuk bijaksana dalam memakai listrik dan memastikan penggunaan peralatan listrik sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Kemudian rutin melakukan pemeliharaan dan pembaruan instalasi listrik. Bersama kita tingkatkan perlindungan bagi warga dengan menciptakan lingkungan yang lebih aman serta tertib dari risiko kejadian kebakaran guna mendukung terwujudnya Jakarta Kota Global yang layak huni dan berkelanjutan,” jelas Heru.

Senada dengan itu, Mujiono, yang mengetuai komisi A DPRD DKI Jakarta periode 2019 – 2024 menyatakan bahwa Komisi A telah memberikan warisan atau legacy berupa relawan pemadam kebakaran.

Komisi A di bawah kepemimpinannya membentuk relawan kebakaran. Tim ini dibentuk setelah Mujiyono menggandeng lembaga pendidikan negeri dalam menanggulangi insiden kebakaran di permukiman padat penduduk.

“Saya pernah buat kajian sendiri bersama teman-teman ITB (Institut Teknologi Bandung) kaitannya dengan penanganan kebakaran di permukiman padat penduduk, kurang lebih 3-4 tahun yang lalu. Pada akhirnya menjadi supporting document (berkas pendukung) untuk program relawan kebakaran,” tutur Mujiyono.

Menurut dia, program yang diluncurkan dua tahun lalu ini menjadi salah satu warisan (legacy) dari Komisi A DPRD DKI Jakarta untuk masyarakat. Di setiap RW terdapat 30 orang komponen masyarakat yang peduli dengan pencegahan kebakaran.

“Relawan ini diperlukan karena potensi kebakaran yang paling besar berada di wilayah permukiman padat penduduk. Kalau kita narasikan daerah kumuh itu, potensi kebakarannya sangat tinggi, penyebabnya terutama karena korsleting listrik kalau nggak salah hampir 60 persen,” ujar Ketua DPD Demokrat Jakarta ini.

Ditambahkannya, fakta di lapangan menemukan banyak warga di permukiman penduduk yang nekat mengambil listrik sembarangan. Bahkan mereka tidak memakai peralatan atau instalasi listrik sesuai SNI.

“Ini pada akhirnya sangat berpotensi untuk terjadinya kebakaran, dan relawan kebakaran ini dibentuk karena bagian dari antisipasi penanganan kebakaran di tingkatan RW,” imbuhnya.

Mujiyono mengatakan, Komisi A DPRD periode 2019-2024 kerap menyuarakan pentingnya penanganan kebakaran kepada Pemprov DKI Jakarta. Hal itu disampaikan anggota dewan dalam setiap rapat paripurna terkait Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur soal pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahun.

“Penanganan kebakaran di Jakarta atau di Indonesia pada umumnya itu nggak sesederhana seperti penanganan di kota lain atau negara lain. Kita sama-sama tahu Jakarta yang kota global ini masih ada 90 RW yang berkategori kumuh dan miskin,” tuturnya.

Setelah kembali dilantik menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, Mujiyono akan kembali ditugaskan di Komisi A. Lewat alat kelengkapan dewan (AKD) itu, Mujiyono berjanji akan memperjuangkan kelanjutan penanganan kebakaran di permukiman padat penduduk, salah satu faktornya kondisi kelistrikan yang kurang memadai.

Sementara Ketua AKLI Provinsi DKI Jakarta Tirtamarta menjelaskan soal pengaru arus listrik yang mengalir dalam penghantar. Kata dia, panas dan bunga api atau percikan dapat menjadi sumber kebakaran dan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor.

Tirta merinci, pertama karena penyambungan yang tidak benar, kedua kualitas bahan dan peralatan instalasi yang kurang baik. Ketiga perencanaan atau pemasangan instalasi yang kurang sempurna yang disebabkan oleh terlalu cepat ingin selesai dan keempat kemampuan yang kurang memadai atau lalai.

“Kelima, kecerobohan pemakai listrik dalam hal pembesaran sekring, pemasangan steker yang menumpuk atau penyadapan dan penambahan saluran instalasi. Keenam karena kurangnya pemeliharaan,” katanya.

Tirta menganjurkan agar masyarakat memakai alat proteksi tambahan di setiap instalasi pelanggan yang dipasang pada papan hubung listrik. Alat tambahan yang dimaksud berupa pemutus sirkuit arus sisa dengan perlindungan arus berlebih atau RCBO (residual current circuit breaker with over).

“RCBO adalah sebuah alat hasil penggabungan dari MCB dan ELCB yang berfungsi untuk memutus aliran listrik ketika terjadi kebocoroan arus, hubung singkat dan beban berlebih,” tuturnya.

Tirta menjelaskan, korsleting listrik bisa disebabkan karena berbagai macam, mulai dari kulit kabel yang sedikit terkelupas sehingga mengakibatkan kabel fasa dan netral saling terhubung. Kemudian peralatan elektronik yang rusak sehingga membuat korsleting listrik.”Ketika terjadi korsleting listrik, RCBO akan langsung memutus aliran listrik sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran rumah,” jelasnya

Berita Terkini