Puluhan KKB Serang 5 Tenaga Kesehatan Korban Bencana Kelaparan di Yahukimo

waktu baca 2 menit

YAHUKIMO – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan penyerangan petugas kemanusian di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Kali ini, KKB menyerang secara brutal lima tenaga kesehatan yang tengah melayani masyarakat korban bencana kelaparan.

Aksi keji yang menimpa tenaga kesehatan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) terjadi pada Selasa 31 Oktober 2023. Kelimanya yakni, Ferdinandus Suweni, Adrianus Erdwarder Harapan, Sandi Ransa Angganita Mandowen, dan Danur Widuran.

Saat diserang, kelimanya sedang menjalankan tugas dari Kemenkes untuk melayani masyarakat korban bencana kelaparan di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo.

Selain melakukan penyerangan, mereka juga menanyakan maksud pemerintah mengirim bantuan bahan makanan ke Amuma. Bahkan, kelompok teroris itu membantah bahwa warga di Amuma menderita kelaparan.

Menanggapi aksi brutal KKB, Bupati Yahukimo Didimus Yahuli mengaku sangat kecewa dengan aksi penyerangan terhadap para tenaga kesehatan tersebut. Sebab, para tenaga kesehatan tersebut memang menjalankan tugas yang mulia.

Selain kecewa dengan serangan brutal terhadap tenaga kesehatan tersebut, dia memastikan bahwa pelaku bukan masyarakat Amuma. ”Saya mengutuk perbuatan keji ini, tadi saya sudah turun langsung ke Amuma, pelaku bukan masyarakat di sana. Keadaan di Amuma baik,” tegasnya.

Sementara itu, Danur Widuran salah satu tenaga kesehatan yang menjadi korban serangan KKB
mengaku bersama empat rekannya diminta untuk memberikan pelayanan kesehatan, yang dimungkinan bagi masyarakat di wilayah itu.

Awalnya pelayanaan kesehatan berjalan baik-baik saja, namun lantaran pesawat yang harusnya menjemput mereka tidak kunjung datang, akhirnya mereka memutuskan untuk menginap. Pada keesokan harinya, mereka mendapatkan serangan dari KKB.

”Saat pelayanan kami aman-aman saja, kami baik-baik saja, tidak ada masalah. Disaat menginap, pagi kami menunggu pesawat, pesawat tidak datang, disitulah kami mulai diserang oleh mereka (KKB),” ungkap Danur.

Angganita Mandowen mengungkapkan, saat pesawat tak ada tanda-tanda datang, empat rekannya memutuskan untuk mengecek ke SSB sementara dirinya berada di Puskesmas. Saat itu, sekitar 30 orang diduga KKB datang dari arah ujung bandara (lapangan terbang).

”Memang situasi sudah tidak seperti biasa. Mereka turun, kami lagi di dalam rumah perawat, mereka (KKB) dari ujung bandara sudah berteriak, saya bilang masuk semua satu kamar tidak boleh ada yang keluar,” katanya.

Namun salah satu korban atas nama Adrianus panik dan melompat ke luar jendela yang akhirnya ia mendapat penganiayaan dengan dipotong di bagian tangan. Setelah Adrianus ditangkap, kelima korban dikumpulkan di tengah lapangan terbang dan diinterogasi.

Angganita Mandowen melanjutkan, ia bersama keempat tenaga kesehatan lainnya dicurigai sebagai intelijen. Hal ini diutarakan sendiri oleh salah satu pelaku, yang menanyakan dan meminta KTP para korban. Di saat bersamaan, kelima tenaga kesehatan juga dianiaya. (REA)

Berita Terkini