Waspada! Cuaca Ekstrem Bayangi Arus Mudik Lebaran Idulfitri 2025
JAKARTA, Komunica.id – BMKG memprakirakan hujan berintensitas sedang hingga tinggi masih akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Pelaku mudik lebaran harus mewaspadai hal ini demi keselamatan saat mudik.
Meskipun intensitas hujan mulai menurun di akhir Maret, tetapi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan berintensitas sedang hingga tinggi masih akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terutama yang melakukan rencana perjalanan di momen Mudik Lebaran 2025. Memasuki akhir Maret menuju April 2025, Indonesia sedang berada pada fase transisi musim dari hujan ke kemarau.
BMKG memprediksi bahwa pada periode ini, sejumlah wilayah di Indonesia masih akan diguyur hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi. Kondisi ini dipengaruhi dinamika atmosfer, seperti sirkulasi siklonik di Samudra Hindia yang memicu cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan petir.
Transisi musim tersebut perlu menjadi perhatian karena bertepatan dengan momen mudik Lebaran jelang hari raya Idul Fitri. Euforia mudik Lebaran 2025 diprediksi mencapai puncaknya pada 28-30 Maret 2025 atau sekitar H-3 hingga H-1 sebelum Hari Raya Idulfitri.
Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, arus mudik Lebaran diperkirakan akan melibatkan pergerakan 52 persen penduduk Indonesia dengan berbagai moda transportasi. Tradisi pulang kampung itu menuntut kewaspadaan dari para pelaku perjalanan mudik.
Diperkirakan terjadi hujan lebat di akhir Maret ini sehingga berpotensi mengganggu kelancaran perjalanan, baik melalui jalur darat, laut, maupun udara. Kondisi cuaca ekstrem ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan, tetapi juga rentan mengganggu keselamatan para pemudik.
Melalui pantauan BMKG hingga 24 Maret 2025 Indonesia didominasi situasi berawan hingga hujan ringan. Namun tidak menutup kemungkinan beberapa wilayah juga berpotensi adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem.
Beberapa wilayah seperti Aceh, Jawa Timur, Nusa Tenggara barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Hal ini menuntut kesiapan ekstra dari pemudik, baik dalam mempersiapkan kendaraan maupun menentukan waktu keberangkatan.
Pemerintah dan BMKG telah berupaya mendukung kelancaran mudik dengan menyediakan informasi cuaca terintegrasi, seperti platform Digital Weather for Traffic (DWT) yang memberikan prakiraan cuaca secara real-time.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan skenario pengaturan lalu lintas seperti sistem satu arah (one way), contra flow, dan ganjil-genap untuk mengurangi kepadatan di jalur darat.
Meski demikian, upaya mitigasi dampak cuaca buruk tetap diperlukan dari para pelaku perjalanan untuk tidak memaksakan perjalanan saat kondisi cuaca memburuk. Kewaspadaan masyarakat menjadi kunci penting keselamatan agar perjalanan aman, nyaman, dan berkesan.
Prediksi cuaca BMKG
Pantauan BMKG mengidentifikasi adanya bibit siklon tropis yang berada di selatan Jawa Barat. Meskipun potensi menjadi siklon tropis rendah, tetapi bibit tersebut bisa berdampak pada meningkatnya potensi curah hujan di wilayah Sumatera bagian Selatan dan Jawa Barat.
Selain itu BMKG juga mengimbau terbentuknya bibit siklon tersebut turut berpotensi terhadap kenaikan tinggi gelombang di perairan Barat Daya Sumatera hingga Nusa Tenggara. Tidak berhenti disitu, dinamika atmosfer di perairan Indonesia yang mulai bergerak ke Madden Julian Oscillation (MJO) fase tiga turut berpengaruh pada kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Potensi peningkatan intensitas curah hujan tidak hanya terjadi di bagian barat Indonesia, tetapi juga meluas ke wilayah tengah Indonesia setidaknya dalam kurun waktu periode 18-24 Maret 2025.
Meski demikian tidak dipungkiri dampak ini akan dirasakan seminggu kedepan dalam arti termasuk pada momen arus Mudik Lebaran 2025. Meski periode Maret hingga April merupakan periode transisi musim hujan ke musim kemarau atau disebut pancaroba.
Tetapi diperkirakan intensitas hujan masih mungkin terjadi hingga dua bulan ke depan. Diperkirakan La Nina lemah masih akan berlangsung hingga Mei 2025 sehingga turut berpengaruh pada panjangnya musim hujan kali ini.
Oleh sebab itu, hingga akhir Maret ini masih banyak wilayah yang terdampak intensitas hujan sedang hingga lebat terutama di wilayah barat dan tengah Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat yang berencana melakukan perjalanan mudik untuk selalu memantau perkembangan informasi cuaca BMKG.
Dia menyampaikan kesiapannya mendukung Mudik Lebaran 2025 dengan menyediakan informasi cuaca secara real-time melalui platform Digital Weather for Traffic (DWT). Layanan ini bertujuan membantu pemudik merencanakan perjalanan dengan lebih aman dan nyaman.
BMKG juga mengintegrasikan informasi cuaca dengan sistem peringatan dini untuk memitigasi dampak cuaca seperti hujan lebat dan angin kencang yang diprediksi terjadi di beberapa wilayah pada akhir Maret 2025.
Selain itu, layanan informasi cuaca terintegrasi juga dapat diakses melalui berbagai platform seperti situs web BMKG, aplikasi InfoBMKG, media sosial resmi, SMS blast, dan call center. BMKG melaporkan adanya potensi cuaca ekstrem.
Hal itu akibat sirkulasi siklonik di Samudra Hindia mempengaruhi jalur mudik darat, laut, dan udara. Untuk itu, BMKG mengimbau pemudik meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko hujan lebat, gelombang tinggi, dan longsor, seperti Bogor, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Baca Lainnya
Legenda Buaya Putih Kali Bekasi, Jejak Kisah Cinta dan Pengorbanan yang Mengiris Hati

Berita Terkini
Deklarasi Resmi Pasanganan BERANI Sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi 2024-2029

Organisasi Pemuda Pertama dan Cikal Bakal Gerakan Nasional

Kisah Heroik Jenderal SBY Selamatkan Pimpinan Falintil dalam Operasi Seroja

5 Bangunan Bersejarah di Bekasi, Nomor Buncit Monumen Saksi Pembantaian 90 Tentara Jepang

Dear Warga Bekasi, Ini Syarat Wajib dalam Pendaftaran PPDB Online 2024

Jenderal Soemitro, Tentara Ramalan Boneka Jailangkung Jadi Kesayangan Presiden Soeharto

3 Pekerja Proyek Asal Pekalongan Tewas Tenggelam di Kolam KIIC Karawang

Sejarah Gatot Subroto, Jenderal Pemberani yang Ganti Panggilan Nama Militer Presiden Soeharto Jadi Monyet

Simak! Kendaraan Dilarang Melintas Jalan Braga Bandung Tiap Akhir Pekan

Keren! Pemkab Bekasi Kolaborasikan MTQ dengan Promosi Wisata Industri

Kompresor Meledak di Mampang Jaksel, 7 Orang Tewas Terpanggang

TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM, Ini Perbedaannya

Arus Balik Lebaran 2024, 186.136 Kendaraan Masuk Jakarta

Misteri Bisikan Hyang Sadabu Picu Moksanya Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran Masuk Islam?

Pusaka Kiai Gundil, Baju Perang Sunan Kalijaga yang Bikin Tubuh Kebal

Gudang Amunisi TNI AD di Bogor Meledak, Warga Gunung Putri Dievakuasi

Kesaktian Tongkat Sunan Bonang Ubah Buah Aren Jadi Bongkahan Emas

Ini Besaran Zakat Fitrah 1445 Hijriah di Kabupaten Bekasi

Daftar Lengkap 55 Caleg DPRD Kabupaten Bekasi Terpilih 2024-2029

Cerita Patih Gajah Mada Intervensi Kepemimpinan Raja Majapahit Hayam Wuruk

Kisah Peramal Legendaris dari Kerajaan Kediri yang Dipercaya Jelmaan Dewa

KPU Lampung: 74 Petugas Pemilu 2024 Sakit, 7 Meninggal Dunia

Kisah Sultan Demak Bebaskan Rakyat Tionghoa di Kelenteng Sam Po Kong

Gawat! KPU Galau Soal Pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Bekasi, Digelar November atau September?

Kota Bekasi Luncurkan Aplikasi e-KIR Permudah Uji Kendaraan Berkala, Ini Manfaatnya

Respons Ganjar Soal Ahok Jadi Kuda Putih Jokowi di Kubu 03: Jangan Berasumsi, Dia Teman Saya!

Besok, Gugatan Almas Soal Kasus Wanprestasi Cawapres 02 Gibran Disidangkan di PN Solo

Kisah Romantis Kertawardhana Menang Sayembara Nikahi Ratu Majapahit Tribhuwana Tunggadewi

Letusan Gunung Merapi Bikin Karya Sastra Mataram Kuno Hilang Ditelan Bumi

KPU Petakan TPS Rawan Banjir di Kabupaten Bekasi, Mana Saja?

Jimat Kiai Bajulgiling, Pusaka Sakti Jaka Tingkir dari Kulit Buaya dan Magma Gunung Merapi

Legenda Buaya Putih Kali Bekasi, Jejak Kisah Cinta dan Pengorbanan yang Mengiris Hati

Berbagi Berkah Ramadhan, Ulfa Group: Bentuk Komitmen dan Kepedulian Kami

Berita Terkait
Legenda Buaya Putih Kali Bekasi, Jejak Kisah Cinta dan Pengorbanan yang Mengiris Hati
