Pemkot Bekasi Gandeng Sejumlah Kampus Atasi Kekurangan Guru Lewat Program Magang Mahasiswa

waktu baca 3 menit
Kantor Pemkot Bekasi. Foto/Ilustrasi/Istimewa

BEKASI, Komunica.id– Pemerintah Kota Bekasi terus berupaya maksimal meningkatkan pelayanan pendidikan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Senin, 14 April 2025, yang menegaskan kerja sama dalam penerapan dan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Penandatanganan MoU ini akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS), salah satunya berupa Program Magang Mahasiswa untuk membantu mengatasi kekurangan guru di Kota Bekasi, khususnya di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Langkah Konkret Hadapi Kekurangan Guru

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Ahmad Yani, menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil karena Kota Bekasi saat ini menghadapi kekurangan guru cukup signifikan. Pengangkatan guru honorer juga tidak memungkinkan lagi karena aturan terbaru.

“Program ini dilakukan karena saat ini Kota Bekasi mengalami banyak kekurangan guru, sedangkan untuk pengangkatan guru honorer sudah tidak dapat dilakukan mengingat regulasi yang sudah melarang pengangkatan tenaga honorer (UU No. 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara),” kata Ahmad Yani.

Ia menambahkan bahwa pasca rekrutmen P3K tahap 1 dan rencana P3K tahap 2, banyak tenaga honorer eksisting yang tidak bisa mendaftar sebagai guru sehingga terpaksa beralih ke formasi tenaga teknis. Kondisi ini memperparah kekurangan guru di Kota Bekasi.

Sebagai solusi jangka pendek, Pemkot Bekasi membuka peluang kerja sama dengan perguruan tinggi, khususnya yang memiliki program studi keguruan, untuk melibatkan mahasiswanya mengisi kekosongan tenaga pengajar melalui pengabdian masyarakat.

“Program ini akan melibatkan mahasiswa dengan persyaratan yang sudah duduk minimal di semester 6, dengan durasi program selama 1 semester dan dapat diperpanjang hingga 2 semester atau selama mendapat izin dari perguruan tinggi asal,” jelasnya.

Mahasiswa yang ikut program magang ini akan mendapatkan sertifikat pengalaman mengajar, meskipun untuk tahun 2025 belum tersedia anggaran insentif bagi para mahasiswa tersebut.

Mahasiswa Disiapkan Sebelum Terjun ke Sekolah

Pihak UNJ memastikan proses seleksi dan pembekalan akan dilakukan secara ketat agar mahasiswa yang diterjunkan memiliki standar kemampuan yang memadai.

Selain itu, kerja sama ini diharapkan tidak hanya terbatas dengan UNJ. Ahmad Yani menegaskan, pihaknya juga membuka peluang kerja sama dengan perguruan tinggi lain yang memiliki prodi keguruan.

“Kami juga akan melakukan koordinasi dan permohonan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi yang ada di wilayah Kota Bekasi, di antaranya Universitas Bhayangkara dan UNISMA Bekasi, karena kebutuhan guru yang ada cukup banyak dan tentu saja dibutuhkan support dari banyak perguruan tinggi,” terangnya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Bekasi juga telah bersurat kepada Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah IV.A pada akhir 2023 untuk menjajaki kerja sama serupa, namun belum ada tindak lanjut.

Dalam waktu dekat, Pemkot Bekasi akan segera mengirimkan surat resmi ke perguruan tinggi lain, termasuk UIN Jakarta, yang juga telah menawarkan dukungan dalam pemenuhan kebutuhan guru di Kota Bekasi.

Program Pengabdian Masyarakat UNJ

Selain program magang mahasiswa, UNJ juga membuka peluang kerja sama program pengabdian masyarakat dengan membangun sekolah model di Kota Bekasi. Sekolah-sekolah tersebut akan dijadikan pilot project sekaligus laboratorium penerapan metode pembelajaran inovatif oleh para dosen UNJ.

Program ini mencakup pengembangan model pembelajaran, manajerial, pendidikan inklusi, bimbingan konseling, dan berbagai konsentrasi pendidikan lainnya.

Langkah strategis ini diharapkan dapat membantu Pemkot Bekasi memenuhi kebutuhan tenaga pendidik sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan secara merata di seluruh wilayah Kota Bekasi. (ADV)

Berita Terkini